CUANAJA.COM– Nusa Finance, proyek pengembangan dari Tadpole Finance yang digarap oleh dua tokoh terkemuka industri blockchain Indonesia, William Sutanto dan Oscar Darmawan (CEO Indodax), menunjukkan perkembangan signifikan dalam upaya memperluas akses keuangan terdesentralisasi di kawasan Asia Tenggara.
Dalam wawancara eksklusif, Oscar Darmawan mengungkapkan, "Selama tiga tahun terakhir, kami melihat pertumbuhan luar biasa minat terhadap DeFi di Indonesia dan regional. Namun, banyak platform masih terlalu kompleks untuk pengguna awam. Nusa Finance hadir untuk menjembatani kesenjangan ini."
Beberapa inovasi utama yang dibawa Nusa Finance meliputi:
1. Antarmuka pengguna yang disederhanakan dengan tetap mempertahankan fitur-fitur canggih
2. Sistem edukasi terintegrasi untuk pemula
3. Dukungan multi-bahasa (termasa Bahasa Indonesia)
4. Integrasi dengan penyedia dompet digital lokal
William Sutanto, yang dikenal sebagai salah satu pionir blockchain Indonesia, menambahkan, "Kami tidak hanya membangun produk, tapi menciptakan infrastruktur untuk ekosistem yang berkelanjutan. Dalam roadmap kami, ada rencana kerja sama dengan berbagai universitas untuk program edukasi blockchain."
Tim pengembang Nusa Finance saat ini beranggotakan 15 orang dengan latar belakang keahlian beragam, dipimpin oleh CTO Ifan Wijaya, mantan engineer di salah satu unicorn teknologi Indonesia. Mereka sedang mempersiapkan integrasi dengan jaringan blockchain utama seperti Polygon dan BSC untuk meningkatkan skalabilitas dan mengurangi biaya transaksi.
Analis industri memprediksi proyek ini akan menjadi game changer di pasar DeFi Asia Tenggara yang diperkirakan akan mencapai nilai $50 miliar pada 2025. "Dengan kombinasi tim yang solid, produk yang inovatif, dan pemahaman mendalam tentang pasar lokal, Nusa Finance memiliki semua elemen untuk sukses," kata Maria Tan, analis blockchain dari Singapore-based Crypto Research Firm. ***